Jumat, 04 Januari 2019

Behind The Scene Menuju Bonapasogit

Minggu 23 Desember 2018 kemarin aku pulang kampung dari Jakarta ke silangit-siborong2,
Ada hal menarik yang ingin kuceritakan di blog ini.

Semua berawal dari persiapan kepulangan ku ke bonapasogit, aku pulang kampung tidak sendiri, tapi berdua dengan praku sebut saja namanya chandra butarbutar anak del 13. Penerbangan kami 23/12/2018  Jam 7.30 lewat Soekarno Hatta semua rincian keberangkatan sudah kami rancang, mulai dari transportasi kebandara, oleh2 pulkam, sarapan dibandara saja, dan hal2 lain yg diperlukan,

Aku dan dia sepakat berangkat naik Kereta Railink dari sudirman dengan jarak tempuh 50 menit, berangkat Jam 4.50 Pagi. Karena terlalu antusias, jam 03.30 pagi aku udah bangun, dan langsung mandi. Setelah ganteng dan wangi, aku langsung berangkat ke stasiun sudirman naik motor.

Sampai di stasiun Jam 4.10, situasi masih sepi aman dan terkendali, tapi rupanya pra chandra belum datang. Aku mulai was-was tapi hati kecilku berkata, You have to relax and calm. 30 menit an menunggu dan gk ada tanda2 kehadirannya, Aku mulai semakin menjadi jadi tetapi sekali hati kecilku mengatakan, You have to relax. Jam sudah menunjukkan pukul 4.40, Aku telfon pra chandra gk diangkat, ku sms gk dibalas, ku chat gk diread, ku DM ig jga gk di read, kalau kata lagu dangdut, apa sih maumu? .. Udah mulai merasa ada yg gk beres, padahal kreta akan berangkat 10 menit lagi, aku udah mulai panik, tapi sekali hatiku kecilku mencoba menenangkanku 😂.

Jadwal ke berangkatan kereta sudirman adalah tiap 30 menit, aku mengambil keputusan untuk menunggu pra chandra, aku tidak ikut keberangkatan 4.50 pagi, dan setelah menunggu hampir sejam, HP ku berdering, ternyata pra chandra menelfonku, dan ku dengar suara dari seberang telfon dia panik dan minta maaf, seketika itu jga aku terdiam, terbelenggu akan jawabannya, tatapanku menjadi kosong, lalu ku tanya udah dimana kau pra? dan jawabnya maaf pra aku ketiduran. seketia mendengar jawaban itu, ingin rasanya mengumpat, tapi dia appaarakuuu, dia yg buat janji dia yg gk nepatin, dan dia bilang mau naik grabcar aja ke bandara, gk terkejar lagi kalau ke stasiun kereta, jadi tidak perlu menunggu dia di stasiun. Aku akhirnya beli tiket keberangkatan 5.20 pagi.

Jam 6.10 Aku akhirnya sampai di terminal kreta bandara soekarno hatta, pra ku chandra ternyata sudah duluan sampai di bandara, dan akupun spontan : wait, what? how is that possible? Kemudian dia mengarahkan agar langsung ke gate 4 keberangkatan domestik garuda. Dia bilang 45 menit sebelum keberangkatan udah harus check in bagasi, 45 menit sebelum 7.30 berarti paling lama Jam 6.45. Untuk menuju kesana harus naik skytrain bandara (Dari Terminal 1, 2 sampai 3) Aku menunggu skytrainnya datang -+10 menit an.

Saat masuk skytrain jam sudah menunjukkan 6.25, yang artinya -+20 menit lagi check in di tutup..
aku udah mulai panik, dan kepanikanku yg ini sudah tidak bisa lagi di atasi hati kecilku. Aku mencoba check in online tapi koneksi HP tiba2 menjadi lambat. Setelah melewati terminal 1,  kami sampai di terminal 2. Aku tanya ke petugas nya, Gate 4 keberangkatan garuda dimana ya pak? lalu saya disuruh turun di terminal 2.  Saya turun dari skytrain, nyampe dibawa masuk ke gate 4, kucari2 kok gk ada maskapai garuda disni, setelah nanya ke security ternyata gate 4 garuda itu di terminal 3 bukan terminal 2, Dalam hati aku mengumpat : Wtf dude. Aku mulai berfikir, bahwa semesta alam berkonspirasi untuk menggagalkan keberangkatanku ke bonapasogit. Aku tanya bisa gk jalan kaki atau lari kesana? security bilang  itu harus naik skytrain lagi karena jaraknya lumayan jauh.

Lututku sudah lemas, dan waktu sudah menunjukkan pukul 6.35, sementara 10 menit lagi waktu normal check in akan di tutup. Dengan beban ransel dan kotak dus oleh-oleh, aku lari-lari lagi naik ke skytrain. Aku naik lagi ke loket skytrain, dan berangkat ke terminal 3 dan sampai di terminal 3 sudah Jam 6.55. Aku pasrah. Rasa haus, lapar, dan keringat, bercampur aduk menjadi satu. Tidak ada hal lain yg kuharapkan selain sedikit keajaiban.

Aku bertemu pra chandra dan di arahkan ke counter check in. Sampai di counter check-in antrian chek in nya panjang pula. Dengan inisiatif del, minta tolong izin ke bapak2, ibu2, adek2 semua yg ada dibaris antrian agar aku duluan check in karna penerbangan kami 7.30, dengan melihat muka kami yg tak terkondisikan dengan kata2, mereka memperbolehkan. Sampai dimeja counter jam sudah 7.05,
Tiket Boarding
Aku langsung tanya ke petugasnya, masih bisa chek in pak? Puji Tuhan ternyata masih bisa, aku terharu mendengar jawabannya.. Haha dan kata petugasnya juga pesawat kami overbook. Petugasnya dengan ramah bertanya samaku, bersedia gk pak dipindah ke bisnis class? Bagaikan pertanyaan klitoris... eh sory salah maksudnya retoris ðŸ˜‚ yg tidak perlu dijawab, siapa yg tidak mau? wkwk langsung kujawab iya gpp pak, dengan senang hati :).
(Belakangan aku cari tau, overbook itu terjadi karena pihak garuda menjual jumlah tiket ekonomi melebihi kursi yang tersedia, jadi ada beberapa penumpang beruntung yang dipindahkan ke bisnis class)

Jam menunjukkan pukul 7.25, aku melihat sesuatu yg abnormal terjadi. Tidak ada pengumuman maupun antrian boarding ke pesawat, sampai pada akhirnya, aku memutuskan untuk bertanya ke pihak maskapai, dan kalian tau apa jawabannya? Yes, it's literally fucking delayed ðŸ˜ĻðŸĪŠ

Perasaan serasa di comeback dan campur aduk, dimulai dari orang yg membuat janji, dan ternyata dia terlambat datang, dan sampai orang tersebut tiba duluan dibandara daripada aku, kemudian aku mendapatkan informasi yg simpang siur, sehingga berlari-lari yg mengakibatkan bermandikan keringat. Kemudian ternyata pesawatku delayed. Well, satu hal yg bisa kudapatkan dari semua ini adalah BASA DO TUHAN I.

Merry christmas and happy new year 2019.